Minggu, 31 Juli 2011

Penilaian (Asessment)

Ruang lingkup pendidikan sangat luas, mulai dari masukkan(In put), proses sampai hasilnya (Out put). Untuk mengetahui bahwa proses yang kita lakukan itu sesuai dengan tujuannya maka harus dilakukan umpan balik. Salah satu bentuk umpan balik yang dilakukan adalah Evaluasi. Sistem evaluasi yang dipergunakan memegang peranan penting dalam laporan lembaga pendidikan karena lewat laporan itulah orang tua akan mengetahui perkembangan anak-anak mereka setelah mengikuti proses pendidikan di lembaga tempat mereka menitipkan anaknya untuk belajar. Dalam memberikan laporan kemajuan belajar, pihak sekolah harus melakukan pengukuran untuk menilai prestasi belajar siswa selama selang waktu tertentu. Melalui laporan belajar juga para siswa dapat melihat sejauhmana kemampuan mereka setelah menempuh proses belajar mengajar selama selang waktu tertentu, selengakpnya dapat didownload disini

Model Pembelajaran Contekstual Teaching and Learnig (CTL)

Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Guru seharusnya berusaha untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang digunakan haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Pembelajaran dianggap efektif apabila sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kesesuaian dengan bahan, kemampuan guru untuk menggunakan, keadaan peserta didik dan situasi yang melingkupinya.
Selama ini pembelajaran lebih bersifat ceramah artinya guru berfungsi sebagai sumber informasi, sementara siswa hanya ditempatkan sebagai objek pasif yang menerima informasi searah dari guru sehingga potensi dan kemampuan siswa belum sepenuhnya tergali. Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pelajaran (informasi) dengan lisan dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas (Suyitno, 2004:2)selengkapnya dapat download disini

Manajemen Kelas Berbasis Psikologi

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif. Makalah selengkapnya dapat diwnload disini

Model Pembelajaran Berbasis Psikologi

Pada dasarnya manusia adalah animal educandum atau binatang yang bisa dididik, seperti dikatakan Jalaluddin Rumi, bahwa manusia disebut sebagai “hewan yang berakal”. Maka ketika manusia mempunyai pengetahuan membutuhkan proses belajar yang berkelanjutan, dari mulai dalam kandungan hingga akhir hayatnya.
Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku. Dengan kata lain belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (Winkel,1984:151) dalam Aryawan Bambang, http://www.riyadi.purworejo.asia /2009/07/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut ada kecendrungan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran dengan orientasi penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang selengkapnya dapat didownload disini